BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 30 Oktober 2009

pengantar filsafat


BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan),
tahu dengan mendalam, hikmah. Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”, Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.
Menurut Prof, I.R. PUDJAWIJATNA menerangkan juga ”Filo” artinya cinta dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu selalu berusaha mencapai yang diinginkannya . ”Sofia artinya kebijaksanaan artinya pandai, mengerti dengan mendalam.
Syekh Mustafa abdurraziq, setelah meneliti pemakaian kata-kata filsafat dikalangan muslim, maka berkesimpulan bahwa kata-kata hikmah dan hakim dalam bahasa arab dipakai dalam arti ”filsafat dan filosof” dan sebaliknya, mereka mengatakan hukama-ul-islam atau Falasifatul-islam .3 Hikmah adalah perkara tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alat tertentu, yaitu akal dan metode-metode berfikirnya. Allah berfirman : QS Albaqorah (2) :269 : Allah memberikan hikmah kepada orang yang dikehendaki-Nya dan siapa yang diberikan hikmat, Maka ia telah diberi kebaikan yang banyak sekali.
Datangnya hikmah bukan dari penglihatan saja, tetapi juga dari penglihatan dan hati, atau dengan kata-kata lain , dengan mata hati dan pikiran yang tertuju kepada alam yang ada disekeling kita, banyak orang yang melihat tetapi tidak memperhatikan, karena itu Allah mengajak kita untuk melihat dan berfikir: QS Adz Dzariyat (51) 20 21 Allah berfirman :” Pada bumi ada tanda-tanda (kebesaran Tuhan ) bagi orang yang
yakin, apakah kamu tidak mengetahui. Konon orang pertama yang menggunakan akal secara serius adalah Thales (Bapak filsafat) gelar ini diterima karena ia mengajukan pertanyaan :”Apakah sebenarnya bahan alam semesta ini? Ia menjawab ”Air” setelah itu silih berganti filisof zaman itu
BAB II
I. PENGERTIAN FILSAFAT
Orang yang berfilsafat dinamakan filosof dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar.[1]
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya tentang segala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka.
a. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan
b. Menurut Plato( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada
c. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda.
d. Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
e. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
f. Immanuel kant (1724 – 1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan : yaitu
apakah yang dapat kita ketahui (dijawab dengan Metafisika)
Apakah yang boleh kita kerjakan (dijawab dengan etika)
Sampai dimanakah pengharapan kita (dijawab dengan agama)
Apakah yang dinamakan manusia (dijawab dengan antropologi)
g. Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :
(1) Satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta(Philosophy is an attitude toward life and the universe)
(2) Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan Akliah (Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquired)
(3) Filsafat adalah satu perangkat masalah ( philosophy is a group pf problems)

(4) Filsafat ialah satu perangkat teori atau isi pikiran (philosophy is a group of system of though)[2]
h.Prof. Dr. Fuad Hassan guru besar psikologi universitas indonesia menyimpulkan bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal dalam arti mulai dari radix
suatu gejala dari akar suatu hal yang hendak dimasalahkan, dan dengan jalan penjajagan yang radikal filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan- kesimpulan yang universal
i.Al- Farabi mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena ia wujud.(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting mempelajari filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan tidak bergerak, bahwa ia menjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia mengatur alam ini dengan kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang filosof atau al hakim adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada dengan sendirinya (al-wajibli-dzatihi), Wujud selain Allah , yaitu mahluk adalah wujud yang tidak sempurna.
j. Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat , pertama cinta kepada ilmu, kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan manusia dan yang terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmum mengenai lapangan filsafat diketahui ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu ketuhanan. Sedang ilmu ketuhanan mempunyai bagian:1. mengenal Tuhan, 2 ilmu kerohanian yaitu malaikat, 3. ilmu kejiwaan 4. Ilmu politik (politik kenabian, politik pemerintahan, politik umum, politik khusus) 5. ilmu akherat.[3]
k. Ibnu Sina
Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah:
ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.
ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.[4]
l. Al-Kindi ,diikalangan kaum muslimin , orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan lapangannya adalah Al-kindi, ia membagi filsafat 3 bagian :
1. Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi sesuatu yang berbenda
2. al-ilm-urriyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, dan musik,berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri, dan yang tertinggi adalah
3. ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan benda sama sekali.

II. BERFIKIR KEFILSAFATAN
Berfikir kefilsafatan ialah berfikir sedalam-dalamnya tentang fenomena ala realitas secara logis dan radikal, komperhensif untuk memperoleh jawaban di hiasi dengan nuansa khas filsafat yaitu spekulatif dan skeptis sampai kepada inti hakikat suatu persoalan.

III. CIRI-CIRI PERSOALAN KEFILSAFATAN
Bersifat umum atau universal
Tidak factual
Bersangkutan dengan nilai
Berkaitan dengan arti
Implikatif (akibat logis)[5]

IV. KETERKAITAN, PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU, FILSAFAT
DAN AGAMA
Ilmu, Filsafat dan Agama mempunyai hubungan yang sangat berkaitan dalam kehidupan manusia apabila tidak ada salah satu atau ketiganya dalam hidup maka tidak akan berkembang, di dalam diri manusia dilengkapi tiga alat dan tenaga utama, yaitu akal pikir, rasa, dan keyakinan. ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang karena akal pikiran manusia, dan agama dapat bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan . Karenanya manusia dapat mencapai kebahagiaan dalam dirinya,
Tiga alat dan tenaga utama manusia selalu melekat pada setiap diri manusia dan terterap dalam kaitan dengan Ilmu mendasarkan pada akal piker lewat pengalaman dan indra dan filsafat mendasar pada otoritas akal murni secara bebas dalam penyelidikan terhadap kenyataan dan pengalaman terutama dikaitkan dengan kehidupan manusia, sedangkan agama mendasarkan pada otoritas wahyu.[6]
Bicara pengetahuan maka kita akan bicara tentang penalaran, kemampuan penalaran manusia menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Manusia satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh, Binatang hanya terbatas mempunyai pengetahuan untuk kelangsungan hidupnya saja (survival). Hakikat penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir dan bukan karena perasaan, meskipun kata pascal, hatipun mempunyai logika sendiri.
Agama adalah pengetahuan yang didapat manusia melalui pemberian Tuhan secara langsung kepada hambanya yang terpilih yang disebut nabi dan Rasul . agama menjadi kunci dalam wahyu. Agama menerangakan kepada manusia tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau maupun yang tidak terjangkau oleh manusia, agama bisa menjadi informasi dan sekaligus konfirmasi terhadap ilmu pengetahuan yang didapat
manusia

A. PRA SOKRATES (KUNO)
1. THALES (625 – 545SM)
Asal mula segala sesuatu adalah air, penemuannya didasarkan pada kenyataan bahwa air dapat diamati dalam bentuk yang bermacam-macam
2. ANAXIMANDROS (610-540 SM)
Asas pertama ialah to apeiron (yang tak terbatas) karena tidak memiliki sifat-sifat benda yang dikenal manusia disebabkan karena adanya perceraian sehingga anasir-anasir saling berlawanan dan ada saling hukum keseimbangan
3. ANAXIMENES (538-480 SM)
Asas pertama adalah hawa atau udara karena udara meliputi seluruh jaagt raya dan udara pula yang menjadikan manusia hidup seperti halnya dengan jiwa manusia karena udara mempersatukan seluruh jagat raya.[7]
4. PHYTAGORAS (580-500 SM)
“Rahasia dengan suatu kepercayaan bahwa jiwa tidak dapat mati dan usaha mempelajari ilmu pasti”asas segala sesuatu adalah bilangan yang mewujudkan satu kesatuan.
5. XENOPHANES (570- 480 SM)
Yang ilahi adalah satu-satunya yang ada,yang ilahi tiada awalnya, kekal, esa, universal.
6. HEARKLEITOS (540 – 480 SM)
Filsafat tentang “ menjadi “ sesuatu selalu bergerak.
7. PARMENINDES (540- 475 SM)
Gagasan tentang “Ada” kebenaran yang tidak mungkin dipungkiri.
8. ZENO (490 SM)
Gerak adalah khayalan tiada kejamakan dan tiada ruang kosong
9. EMPEDOKLES (492-432 SM)
Penggabungan dan pemisahan anasir dipengaruhi kekuatan cinta dan benci , hukum penggabungan
10. ANAXAGORAS(499-420 SM)
Kenyataan bukan 1 tetapi terdiri dari beberapa anasir.
11. LEKIPPOS DAN DEMOKRITOS (460 – 370 SM)
Atom 1 dengan yang lain tidak berbeda kaulitasnya, atom jumlahnya tidak terbilang dan atom tidak tampak senantiasa selalu bergerak lalu jiwa manusia terdiri dari atom juga.
B. JAMAN KEEMASAN YUNANI
1. SOCRATES (470 – 399 SM)
Dengan sekuat tenaga ia menentang ajaran para sofis. Ia membela yang benar dan yang baik, sebagai nilai-nilai yang obyektif yang harus di junjung tinggi oleh semua orang. Ia seorang filsuf yang jujur dan berani. Ia dihukum mati dengan meminum cawan berisi racun. Murid yang paling setia adalah Plato
2. PLATO (427 – 347 SM)
Dilahirkan di Antena dalam kalangan bangsawan, ia mendirikan sekolah diberi Akademia. Menurut Plato , manusia dapat dibandingkan orang tahanan, mereka hanya
melihat bayang-bayang yang dipantulkan dinding gua, namun setelah dilepaskan mereka melihat cahaya matahari yang menyilaukan, dan orang yang lepas tadi, masuk lagi ke dalam gua dan memberitahukan kepada teman-temannya bahwa bayangan di dalam gua itu bukan realitas, Tapi realitas yang diceritakan kepada teman-temannya dalam gua tidak dipercaya oleh mereka . Menurut plato realitas seluruhnya seakan terbagi atas 2 dunia (dunia yang terbuka dengan rasio dan dunia yang terbuka dengan pancaindra). Dunia rasio terdiri dari ide-ide dan dunia pancaindra terdiri dari jasmani.Dunia yang ideal. (yang terdiri dari ide-ide) merupakan obyek bagi rasio kita, Apabila dunia jasmani dengan cara yang tidak sempurna, maka filsuf harus sanggup melepaskan diri dari dunia jasmani agar sanggup memandang dunia ideal yang sempurna Dalam manusia terdapat terdapat jiwa dan tubuh, Sebelum dilahirkan dalam tubuh jasmani, jiwa sudah berada dan memandang ide-ide, sekarang jiwa merasa terkurung dalam tubuh dan senantiasa rindu akan memandang bahagia yang dinikmatinya sebelum lahir dalam tubuh, tetapi dalam eksistensi jasmani sekarang. Manusia sanggup pula memperoleh sedikit pengetahuan tentang ide-ide yang pernah dipandang dan ingatan itu dapat dihidupkan kembali sejauh manusia melepaskan diri dari dunia jasmani.
3. ARISTOTELES (384 – 322 SM)
Berasal dari Stageira di daerah thrake, Yunani utara, belajar dalam Akademi Plato di Anthena, tinggal di sana sampai plato wafat. 2 tahun mengajar pangeran Alexander Agung , lalu kemudian Ia mendirikan sekolah bernama Lykeion (dilatinkan Lyceum) . Aristoteles lebih kearah ilmu pengetahuan yang sedapat mungkin menyelidiki dan mengumpulkan data kongkret. Kritik tajam ditujukan pada Plato tentang ide-ide, jadi manusia yang kongkret aja. Ia berpendapat setiap jasmani terdiri 2 hal yaitu bentuk dan materi, Namun yang dimaksudkannya bentuk materi dalam arti metafisika. Materi
menurutnya adalah materi yang pertama (hyle prote) . dengan kata pertama dimaksudkan bahwa meteri sama sekali tidak ditentukan. Dengan kata pertama materi pertama selalu mempunyai salah satu bentuk Bentuk (morphe) ialah perinsip yang menentukan. Karena materi pertama suatu benda merupakan benda kongkret mempunyai kodrat tertentu, termasuk jenis tertentu (pohon misalnya bukan binatang) dan akibatnya dapat di kenal oleh rasio kita. Dengan itu kiranya jelas bahwa buat nya ilmu pengetahuan dimungkinkan atas dasar bentuk yang terdapat dalam setiap benda kongkret. Teori ini dinamakan Hilemorfisisme ( berdasarkan kata yunani Hyle dan morphe) menjadi dasar ia melihat manusia. Sehingga bila manusia mati dapat disimpulkan maka jiwanya pun mati.
C. MASA HELLENISTIS DAN ROMAWI
Alexander Agung mendirikan kerajaan besar yang meliputi Yunani dna kerajaan Timur. Setelah ia meninggal maka terpecahlah kesatuan politik kerajaan. Dalam bidang filsafat tidak lagi terdapat pemikir besar kecuali Plotinus.
1.STOISISME
Stoa didirikan di athena oleh Zeno dari Kition tahun 300 SM. Nama stoa menunjukan serambi bertiang, tempat Zeno memberi pelajaran. Menurut Stoisme , jagat raya dari dala sama sekali ditentukan oleh suatu kuasa yang disebut Logos (rasio), berdasarkan rasio manusia sanggup mengenal orde universal dalam jagat raya. Ia akan hidup bijaksana dan bahagia asal saja ia bertindak menurut rasionya. Jika memang demikian ia akan menguasai nafsu-nafsunya dan mengendalikan diri secara sempurna, supaya dengan penuh keinsyafan ia menaklukan diri pada hukum-hukum alam. Seorang yang hidup menurut prinsip stoisme sama sekali tidak memperdulikan kematian dan segala malapetaka lain, karena insyaf bahwa semua akan terjadi menurut keharusan mutlak. Sudah nyata kiranya bahwa etika stoisme ini betul-betuk bersifat kejak dan menuntut watak yang sungguh-sungguh kuat. Ini cocok untuk watak romawi yang pragmatis. Dan suskses besar jama SENECA (2 -650 dan Kaisar Marcus Aurelius (121 – 180).
2. EPIKURISME
Epikuros (341 -2700 berasal dari pulau Samos . Menurutnya segala-galanya terdiri dari atom-atom yang senantiasa bergerak dan secara kebetulan tubrukan yang satu dengan yang lain. Manusia hidup bahagia jika ia mengakui susunan dunia ini dan tidak ditakutkan dengan dewa atau apapun juga.Dewa- dewa tidak mempengaruhi dunia. Lagipula untuk memperoleh kebahagiaan manusia mesti menggunakan kehendak bebasnya dengan mencari kesenangan sedapat mungkin. Terlalau banyak kesenangan akan mengelisahkan batin manusia. Orang bijaksana tahu membatasi diri dan terutama mencari kesenangan rohani, supaya batin menjadi tetap tenang.
3. SKEPTISISME
Dipelopori oleh PYRRHO (365 – 275 SM)Bukan merupakan suatu aliran yang jelas, melainkan suatu tedensi agak umum yang hidup terus sampai akhir masa Yunani Kuno. Mereka berfikir bahwa dalam semua bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran. Sikap Umum mereka kesangsian.
4. EKLEKTISISME
Merupakan tendensi umum yang memetik perbagai unsur filsafat dari aliran-aliran lain tampa berhasil mencapai kesatuan pemikiran yang sungguh-sungguh. Salah seorang warga Romawi yang digolongkan dalam aliran ini CICERO (106 – 43). Dan PHILO (25 SM- 50 M) ia berusaha mendamaikan agama Yahudi dengan Filsafat Yunani khusunya Plato.
5. NEOPLATONISME
Puncak terakhir dalam sejarah fisafat yunani adalah ajaran ini, dimaksukan untuk menghidupkan kembali filsafat Plato. Filsuf yang mensintesa PLATINOS (203/4 – 269/70). Ia lahir di Mesir dan umur 40 tahun tiba di Roma untuk mendirikan sekolah filsafat disana. Seluruh sistem Filsafat Plotinos berkisar pada konsep kesatuan. Atau dapat juga kita katakan bahwa seluruh sistem filsafatnya Berkisar pada Allah, sebab Allah disebut dengan nama”yang Satu”. Semuanya yang ada berasal dari ”yang satu”.
Dan semuanya yang ada berhasrat pula untuk kembali kepada yang satu. Oleh karenanya dalam realitas seluruhnya terdapat gerakan dua arah, dari atas kebawah dan sebaliknya.
A, Dari sudut pandang atas kebawah.
Semua mahluk yang ada bersama-sama merupakan keseluruhan yang tersusun hirarki.
Pada puncak hirarki terdapat ” Yang satu” (to Hen), yaitu Allah . dari Allah (Yang Satu) dikeluarkan Akal budi (nus) . Akal budi sama dengan ide-ide plato yang dianggapnya intelek yang memikirkan dirinya sendiri. Akal budi terdiri dari pemikiran dan apa yang dipikirkan. Dari akal budi itu berasal jiwa dunia (psyche) , akhirnya dari jiwa dunia dikeluarkan materi (Hyle) yang bersama jiwa dunia merupakan jagat raya. Selaku taraf yang paling rendah dala seluruh Hirarki, materi adalah mahluk yang paling kurang kesempunaannya dan sumber segala kejahatan.
B. Dari bawah ke atas.
Setiap taraf hirarki mempunyai tujuan untuk kembali kepada taraf lebih tinggi yang paling dekat dan karena itu secara tak langsung menuju kepada Allah. Dan dicapai dengan 3 langkah: penyucian (laku tapa), kedua penerangan (dengan pengetahuan ide-ide akal budi), Ketiga adalah penyatuan dengan Tuhan yang melebihi segala pengetahuan. Langkah yang terakhir ini ditunjukkan Plotinos dengan nama ekstasis (ingris Ectasy). Porphyrios menceritakan bahwa selama 6 tahun ia berada bersama dengan Plotinis, 4 kali ia menyaksikan gurunya mengalami ekstasi
D. FILSAFAT MODERN
1. RASIONALISME
Tokoh : Rene Descartes (1596-1650), Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap obyek Sensasi indra à dipertimbangkan akal àpengetahuan yang benar Rasinalisma (logis) + empirisisme àmetode sains àpengetahuan sains
2. EMPIRISME
Tokoh : John Locke (1632-1704) berasal dari empeiria, empeirikos (bahasa yunani) = pengalaman. Manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya (pengalaman indrawinya = sensasi) Metoda : eksperimen, empirisme ini lemah karena keterbatasan indrawi manusia
3. POSITIVISME
Tokoh : August Compte (1798 – 1857), pada dasarnya itu sama dengan empirisme plus rasionalisme. Indra ini penting dalam memperoleh pengetahuan terapi harus dipertajan dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen, kemajuan sains benar-benar di mulai
4. KRITISISME
Tokoh : Kant (1724 – 1804), mengakui peranan akal dan ditunjang dengan empirisme yang dibuktikan dengan mengadakan sintetis. Walaupun semua pengetahuan bersumber dari akal , tetapi adanya pengertian timbul dari benda-benda yang empiris.
5. IDEALISME
Tokoh : J.G. Fichte (1762 – 1814), F.W.J. Scheling (1775 – 1854), Schopenhauer (1788 – 1860), Dialektika, segala peristiwa di dunia ini dapat dimengerti jika memenuhi syarat, yaitu mengandung penjelasan-penjelasan dan ide yang berfikir sebenarnya gerak yang menimbulkan gerak lain.gerak >Tesis>Anti tesis>sintetis[8]
6. EVOLUSIONISME
Tokoh : Charles Robert Darwin (1809 – 1882) pada hakikatnya antara binatang dengan manusia dan benda apapun tidak ada bedanya. Mungkin letak perbedaannya dalam segi perkembangannya, manusia pada masa akan datang pemikirannya lebih sempurna.[9]
7. MATERIALISME
Tokoh : Karl Marx (1818 – 1883), tugas seorang filosof bukan untuk menerangkan dunia, tetapi untuk mengubahnya, perubahan ditentukan oleh keadaan ekonomi.[10]
8. NEO – KANTIANISME
Tokoh : Wilhelm Windelband (1848 – 1915), Herman Cohen (1842 – 1918), Paul Natrop (1854 – 1924) dan Heinrich Reickhart (1863 – 1939), keyakinan pada dasarnya akal manusia untuk mencipta, karena segala sesuatu dikatakan ada apabila terlebih dahulu dipikirkan[11]
9. PRAGMATISME
Tokoh : William James (1842 – 1910) suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.[12]
10. FILSAFAT HIDUP
Tokoh : Henry Bergson (1859 – 1941) alam semesta ini merupakan organisme yang kreatif perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis sehingga menghasilkan akibat- akibat dengan spectrum baru, yang berhasil membentuk organisme kreatif diantaranya manusia.[13]
11. FENOMENOLOGI
Tokoh : Edmund Husserl (1839 – 1939) objek / benda diberi kesempatan untuk mendeskripsikan fenomenologis yang didukung metode deduktif agar dapat melihat gejala secara intuitif.[14]
12. EKSISTENSIALISME
Tokoh : Soren Kierkegaard (1813 – 1855) memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya , bagaimana manusia berada dalam dunia.
13. NEO – THOMISME
Tokoh : Tomas Aquinas, ajaran Thomas harus diikuti akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajaran thomas benar-benar sempurna.[15]

VI. SISTEMATIS FILSAFAT
TERDIRI ATAS 3 CABANG BESAR FILSAFAT
1. EPISTEMOLOGI (TEORI PENGETAHUAN) Cara memperoleh pengetahuan
logika dengan cara membentuk pengetahuan itu sendiri
Terdiri atas :
1. Empirisme (John Locke 1632-1704)
2. Rasionalisme (Rene Decartes 1596 – 1650)
3. Positivisme (August Compte, 1798 – 1857)
4. Intusionisme (Hendri Bergson, 1859 – 1941)
Hasilnya : 1. sains, 2. Filsafat Logika, 3. Latihan rasa (intuisi)
2. ONTOLOGI (TEORI HAKIKAT) Pembahasan pengetahuan objek itu dipikirkan
secara mendalam sampai pada hakikat
Terdiri atas :
1. materialisme/naturalisme : hakikat benda adalah materi itu sendiri, rohani, jiwa, spirit muncul dari benda, Naturalisme tidak mengakui roh , jiwa tentu saja termasuk Tuhan
2. Idealisme : Hakikat benda adalah rohani, spirit. Alasan : nilai rohnya lebih tinggi dari badan, manusia tidak dapat memahami dirinya daripada dunia dirinya.
3. Dualisme : hakikat benda itu dua, materi dan imateri, materi bukan muncul dari roh, roh bukan muncul dari benda, sama-sama hakikatnya
4. Skeptisisme
5. Agnotisme : manusia tidak dapat mengetahui hakikat benda
Hasilnya : 1. Kosmologi, 2. Antropologi, 3. Theodicea, 4. Macam-macam filsafat
3. AKSIOLOGI (teori nilai ) guna pengetahuan etika-estetika (nilai dan guna
pengetahuan) terdiri dari
Terdiri dari
1. Hedonisme : sesuatu dianggap baik jika mengandung kenikmatan bagi manusia (hedon)
2. Vitalisme : baik buruknya ditentukan oleh ada tidaknya kekuatan hidup yang dikandung obyek-obyek yang dinilai, manusia yang kuat, ulet, cerdas adalah manusia yang baik
3. Utilitarisme : Yang baik adalah yang berguna, jumlah kenikmatan- jumlah penderitaan = nilai perbuatan
4. Pragmatisma : Yang baik adalah yang berguna secara praktis dalam kehidupan, ukuran kebenaran suatu teori ialah kegunaan praktis teori itu, bukan dilihat secara teoritis

VII. FAEDAH MEMPELAJARI FILSAFAT
· Terlatih berfikir serius.
· Mampu memahami filsafat.
· Memungkinkan menjadi filosof.
· Menjadi warga negara yang baik.[16]
· Menambah ilmu pengetahuan.
· Menjadi lebih peka terhadap diri dan lingkungannya.
· Membuat alternative ditengah-tengah kemajuan teknologi.[17]
[1] Endang Saifuddin Anshari Ilmu, Filsafat dan Agama ,Bina ilmu Surabaya 1979 , 79

[2] ibid
[3] Ahmad hanafi, Ma, Pengantar filsafat islam , Bulan Bintang Jakarta 1990) ,8

[4] Ibid, 8 - 9
[5] Filsafat umum , 10 - 11
[6] Ibid hal 18
[7] DR. Harun Hadiwijino, sari sejarah filsafat barat 1 , 18
[8] Filsafat umum hal 119 - 120
[9] Ibid hal 122
[10] Ibid hal 123
[11] Ibid hal 124
[12] Ibid hal 124-125
[13] Ibid hal 125-126
[14] Ibid hal 126-128

[16] DR. Ali Anwar,M si dkk Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama Dan Filsafat,Pustaka
Setia,Bandung, 2005 hal 30
[17] Filsafat umum hal 19

0 komentar: